PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA DALAM MEMBANGUN BANGSA
ABSTRAK
Manusia adalah ciptaan Yang Maha Kuasa yang paling istimewa. Dimana Tuhan menciptakan manusia dengan segala bentuk yang beranekaragam. Seperi yang kita ketahui bersama cita-cita bangsa indonesia adalah menjadi negara yang besar, kuat, disegani dan dihormati keberadaannya di tengah-tengah bangsa-bangsa di dunia. Fenomena merosotnya karakter berbangsa di Tanah Air ini disebabkan lemahnya pendidikan karakter dalam meneruskan nilai-nilai kebangsaan pada saat berganti generasi. Disamping itu, lemahnya implementasi nilai-nilai berkarakter di lembaga-lembaga pemerintahan dan kemasyarakatan. Akibatnya, perilaku-prilaku tidak normatif tersebut merusak kehidupan berbangsa.
Manusia adalah ciptaan Yang Maha Kuasa yang paling istimewa. Dimana Tuhan menciptakan manusia dengan segala bentuk yang beranekaragam. Seperi yang kita ketahui bersama cita-cita bangsa indonesia adalah menjadi negara yang besar, kuat, disegani dan dihormati keberadaannya di tengah-tengah bangsa-bangsa di dunia. Fenomena merosotnya karakter berbangsa di Tanah Air ini disebabkan lemahnya pendidikan karakter dalam meneruskan nilai-nilai kebangsaan pada saat berganti generasi. Disamping itu, lemahnya implementasi nilai-nilai berkarakter di lembaga-lembaga pemerintahan dan kemasyarakatan. Akibatnya, perilaku-prilaku tidak normatif tersebut merusak kehidupan berbangsa.
Agar manusia
tidak terjerumus ke jalan yang salah maka manusia perlu bimbingan atau arahan.
Bimbingan dan arahan tersebutlah yang dapat kita wujudkan melalui pendidikan.
Bimbingan dan arahan tersebut dapat kita wujudkan melalui Pendidikan Karakter.
Melalui pendidikan ini manusia dapat lebih paham lagi dengan hal-hal yang baik,
yang selaras dengan norma yang ada di masyarakat. Dan didalam pendidiakn itu
lah, melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan, mereka pernah dididik
dan di ajari untuk mengembangkan berbagai keterampilan dan kompetensi, dan juga
nilai-nilai karakter dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Untuk itu dalam
melalui pendidikan karakter ini kita dapat mewujudkan salah satu tujuan
bangsa Indonesia yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.
bangsa Indonesia yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.
Latar Belakang Masalah
Pancasila
merupakan ideology dari bangsa Indonesia. Dimana di dalam pancasila tersebut
ada terkandung nilai-nilai yang harus diaplikasikan oleh setiap warga Negara.
Dimana pancasila tersebut memiliki lima nilai. Nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila tersebut banyak yang sudah menyimpang atau dilanggar oleh
rakyat Indonesia. Hal ini terlihat jelas pada banga indonesia, yakni terlihat
pada ketidak adanya persatuan, korupsi yang di lakukan pemerintah serta
keadilan yang belum tercapai semaksimal mungkin. Tindakan ini lah yang
menunjukan ketidak berkarakteran yang menghancurkan bangsa. Kita lihat juga
anak bangsa pada saat ini, khusus nya kaum anak muda masih banyak yang tidak
memiliki karakter.
Pendidikan juga memiliki peran yang
sangat penting dalam menciptakan SDM yang berkualitas dan berkarakter.
Pembentukan karakter tidak semata-mata menjadi tugas guru atau sekolah,
melainkan juga keluarga dan masyarakat. Nilai-nilai karakter antara lain
meliputi keberanian, kejujuran, hormat pada orang lain, disiplin. Siswa yang
berkarakter akan dapat meningkatkan derajat dan martabat bangsa. Pendidikan
karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
disekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan ahklak mulia
peserta didik secara utuh. Melalalui pendidikan karakter diharapkan siswa didik
mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan
ahklak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Kajian Teoritis
a. Pengertian Pendidikan
“Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha
dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara akif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak
mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan adalah proses pelatihan pengembangan pengetahuan, keterampilan,
pikiran, karakter, dan seterusnya, khususnya lewat persekolahan formal.
Pendidikan adalah karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola, maka ada
hal-hal yang baik dan tidak baik diatur dalam melaksanakan pola tertentu itu.
b. Pengertian Karakter
Karakter adalah cara
berpikir dan berperilaku yang menjadi cirri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat dan Negara. Individu yang
berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan akibat dari keputusan yang dibuatnya. Menurut Furqon
Hidayatullah (2010:13), karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau
moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang
menjadi pendorong atau penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain.
c. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut,
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, dan lingkungan.
Pendidikan karakter disekolah sangat terkait dengan pengelolaan sekolah.
Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter yang
direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan
disekolah secara memadai. Membentuk karakter, merupakan proses
yang berlangsung seumur hidup. Seorang siswa tumbuh menjadi pribadi yang
berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. Ada tiga
pihak yang mempunyai peran penting, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Dalam pembentukan karakter, ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi. Pertama, seorang siswa mengerti baik
dan buruk. Ia mengerti tindakan apa yang harus diambil serta mampu memberikan
prioritas hal-hal yang baik. Kedua,
ia mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk.
Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya,
seorang siswa tidak mau menyontek ketika ulangan tengah berlangsung. Karena
menyontek adalah kebiasaan buruk, ia tidak mau melakukannya. Ketiga, siswa di dalam lingkungannya
mampu melakukan kebajikan dan terbiasa melakukannya. Karakter-karakter yang
baik harusnya dapat dipelihara. Hal pertama yang dapat dilakukan untuk
membentuk karakter seorang siswa adalah dirumah. Ketika usia mereka di bawah tujuh tahun adalah masa terpenting dalam menanamkan
karakter pada anak.
Dalam hal ini, orang tua (keluarga) perlu menanamkan karakter tersebut sehingga pembangunan watak, akhlak atau karakter bangsa (nation
and character building,), mulai tumbuh dan dapat berkembang dalam
kesehariannya.
Selanjutnya,
dalam membangun karakter seorang siswa, pihak sekolah perlu memperhatikan
aturan dan tata tertib yang berlaku disekolah. Di era globalisasi ini, banyak
sekolah yang sudah jarang sekali menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila
sehingga hubungan antara guru dan siswa tidak begitu akrab. Begitu juga dengan
banyaknya siswa yang acuh tak acuh dengan keberadaan guru, tidak menghormati
guru, dan lain-lain. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu memperhatikan
pembinaan sikap dan karakter masing-masing siswa dengan cara membina dan
meningkatkan intelektualisme dan profesionalisme. Selain itu, pihak sekolah
juga dapat menerapkan nilai-nilai karakter pada siswa dengan membuat aturan dan
tata tertib yang dapat menumbuhkan karakter-karakter baik, misalnya dengan
membuat kantin kejujuran.
Dalam hal ini,
sekolah dapat menumbuhkan karakter kejujuran pada setiap siswa.
d. Cara menjadi Guru Teladan dalam Pendidikan Berkarakter di Sekolah
Guru sebagai uswah atau teladan harus
memiliki modal dan sifat-sifat tertentu, diantaranya: Pertama, Guru harus
meneladani Tuhan Yang Maha Esa sebagai teladan seluruh alam. Kedua, guru harus
benar-benar memahami prinsip-prinsip keteladanan. Mulailah dari diri sendiri.
Dengan demikian guru tidak hanya pandai bicara dan mengkritik tanpa pernah
menilai dirinya sendiri. Bercermin pada filosofi ”gayung mandi”, dalam mendidik
karakter guru jangan seperti gayung mandi. Gayung digunakan untuk mandi
bertujuan membersihkan, tapi ia sendiri tidak pernah mandi atau membersihkan
dirinya sendiri. Artinya guru harus mempraktikkannya terlebih dahulu sebelum
mengajarkan karakter kepada peserta didiknya.
Ketiga, guru harus mengetahui tahapan
mendidik karakter. Sekurang-kurangnya melalui tiga tahapan pembelajaran yang
penulis istilahkan dengan 3P yaitu: pemikiran, perasaan dan perbuatan.
1. Tahapan pertama pemikiran; merupakan tahap
memberikan pengetahuan tentang karakter. Pada tahapan ini guru berusaha mengisi
akal, rasio dan logika siswa sehingga siswa mampu membedakan karakter positif
(baik) dengan karakter negatif (tidak baik). Siswa mampu memahami secara logis
dan rasional pentingnya karakter positif dan bahaya yang ditimbulkan karakter
negatif.
2. Tahap kedua dalam mendidik karakter ini
diistilahkan dengan perasaan; merupakan tahap mencintai dan membutuhkan
karakter positif. Pada tahapan ini guru berusaha menyentuh hati dan jiwa siswa
bukan lagi akal, rasio dan logika. Diharapkan pada tahapan ini akan muncul
kesadaran dari hati yang paling dalam akan pentingnya karakter positif, yang
pada akhirnya akan melahirkan dorongan/keinginan yang kuat dari dalam diri
untuk mempraktikkan karakter tersebut dalam kesehariannya.
3. Tahap ketiga perbuatan berperan; pada
tahapan ini dorongan/keinginan yang kuat pada diri siswa untuk mempraktikkan
karakter positif diwujudkan dalam kehidupannya sehari-hari. Siswa menjadi lebih
santun, ramah, penyayang, rajin, jujur, dan semakin menyenangkan, menyejukkan
pandangan serta hati siapapun yang melihat dan berinteraksi dengannya.
4. Keempat, Guru harus mengetahui bagaimana
mengimplementasikan pendidikan karakter kepada siswa. Tanamkan pengertian
betapa pentingnya "cinta" dalam melakukan sesuatu, tidak semata-mata
karena prinsip timbal balik. Ciptakan hubungan yang mesra, agar siswa peduli
terhadap keinginan dan harapan-harapan kita serta tumbuhkan rasa sayang
terhadap sesama.
5. Kelima, guru harus menyadari arti
kehadirannya di tengah siswa, mengajar dengan ikhlas, memiliki kesadaran dan
tanggungjawab sebagai pendidik untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran. Mengajar
bukan untuk sekadar melepaskan tugas, mengajar karena panggilan jiwa, mengajar
dengan cinta, merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilan siswa dunia
akhirat, dan mampu mengarahkan siswa tentang arti hidup.
Dibutuhkan kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita mulia ini. Guru harus mampu menjadi modelnya. Kita tidak akan mampu
membuat siswa rajin, tepat waktu, bertanggung jawab dan lain sebagainya, jika
kita tidak duluan mempraktikkannya. Negeri ini tidak hanya membutuhkan
pendidikan karakter, tapi negeri ini sangat membutuhkan teladan dari pendidik
karakter dan teladan dari semua komponen bangsa. Dengan demikian keinginan
untuk membentuk generasi Indonesia yang santun, sadar sebagai makhluk ciptaan
Tuhan, dan memiliki kepenasaranan intelektual sebagai modal dalam membangun
kreatifitas dan daya inovasi dapat terwujud sesuai harapan.
e. Prinsip Pendidikan Karakter
Karakter yang baik dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut ini adalah 11 prinsip-prinsp pendidikan karakter.
1
Komnitas
sekolah mengembangkan dan meningkatkan nilai-nilai inti etika dan kinerja
sebagai landasan karakter yang baik.
2
Sekolah berusaha mendefinisikan “karakter” secara
komprehensif, di dalamnya mencakup berpikir (thinking),
merasa (feeling), dan melakukan (doing).
3
Sekolah menggunakan pendekatan yang komprehensif, intensif,
dan proaktif dalam pengembangan karakter.
4
Sekolah menciptakan sebuah komunitas yang memiliki
kepedulian tinggi.(caring)
5
Sekolah menyediakan kesempatan yang luas bagi para siswanya
untuk melakukan berbagai tindakan moral (moral action).
6
Sekolah menyediakan kurikulum akademik yang bermakna dan
menantang, dapat menghargai dan menghormati seluruh peserta didik,
mengembangkan karakter mereka, dan berusaha membantu mereka untuk meraih
berbagai kesuksesan.
7
Sekolah mendorong siswa untuk memiliki motivasi diri
yang kuat
8
Staf sekolah ( kepala sekolah, guru dan TU) adalah sebuah
komunitas belajar etis yang senantiasa berbagi tanggung jawab dan
mematuhi nilai-nilai inti yang telah disepakati. Mereka menjadi sosok
teladan bagi para siswa.
9
Sekolah mendorong kepemimpinan bersama yang memberikan
dukungan penuh terhadap gagasan pendidikan karakter dalam jangka panjang.
10 Sekolah melibatkan keluarga dan anggota
masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter.
f.
Aktivitas Belajar
Inti pendidikan
adalah belajar, tanpa belajar tidak ada kegiatan pendidikan. Proses
pembelajaran merupakan aktivitas pendidikan yang diupayakan oleh pendidik agar
pada diri peserta didik berkembang kegiatan dalam suasana belajar tertentu
untuk mencapai keberhasilan pendidikan sebagaimana dikehendaki, yaitu pribadi
yang berkarakter. Batasan tentang belajar bermacam-macam, tetapi satu yaitu
upaya untuk menguasai sesuatu yang baru. Dengan demikian, aktivitas belajar
berada dalam suasna yang aktif dan dinamis untuk meraih sesuatu yang baru.
Belajar juga memiliki Dimensi yaitu:
1. Dimensi tahu
2. Dimensi bisa
3. Dimensi mau
4. Dimensi biasa
5. Dimensi ikhlas
Analisis Teoritis
Pendidikan karakter bangsa adalah usaha
sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai yang menjadi pedoman dan jati
diri bangsa sehingga terinternalisasi didalam diri peserta didik yang mendorong
dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang baik. Karakter bertujuan
untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan disekolah yang
mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan ahklak mulia peserta didik. Munculnya pendidikan karakter ini
dilatarbelakangi oleh semakin terkikisnya karakter sebagai bangsa Indonesia,
dan sekaligus sebagai upaya pembangunan manusia Indonesia yang berakhlak budi
pekerti yang mulia.
Maka
dari itu, perlu dicetuskan pendidikan karakter bangsa sebagai wujud pendidikan
karakter kebangsaan kepada peserta didik. Negeri ini tidak hanya membutuhkan pendidikan karakter, tapi
negeri ini sangat membutuhkan teladan dari pendidik karakter dan teladan dari
semua komponen bangsa. Dengan demikian keinginan untuk membentuk generasi
Indonesia yang santun, sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan memiliki
kepenasaranan intelektual sebagai modal dalam membangun kreatifitas dan daya
inovasi dapat terwujud sesuai harapan.
KESIMPULAN
Pendidikan merupakan suatu usaha
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilik kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang di perlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan karakter adalah sifat pribadi yang
relative stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan
prilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi. Jadi pendidikan karakter
adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama, dan lingkungan. Pendidikan karakter tidak hanya di temukan di
lingkungan sekolah melainkan di lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga
yang di temui sehari-hari. Perlu kita ketahui pendidikan karakter dapat
meningkatkan SDM bangsa kita ini.
SARAN
Agar bangsa dan negara kita memiliki
kemajuan kedepannya, maka kita harus menanmkan karakter pada anak usia dini.
Karena kelak mereka akan menjadi generasi penerus bangsa yang menentukan kemana
bangsa kita ini kelak. Apakah jatuh ke dalam kehancuran atau menyelamatkan
bangsa kita dari kehancuran. Mari sama-sama kita membangun bangsa kita, dimulai
dari diri sendiri, dimulai dari yang terkecil, dan yang paling penting dimulai
dari sekarang.
Penulis juga mengharapkan saran dan
kritik atas tulisan ini demi kemajuan kemampuan penulis dalam menuliskan tentang
artikel yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayatullah, Furqon., 2010. Pendidikan Karakter:Membangun Peradaban
Bangsa. Yogyakarta : Lingkar Media.
Manullang,
Belferik. & Prayitno., 2010. Pendidikan
Karakter. Medan : Pascasarjana UNIMED.
http://scribd.com/Pendidikan-Karakter-Bangsa-Artikel-Makalah
http://politik.kompasiana.com/2013/10/24/membangun-karakter-bangsa-bagaimana-caranya
http://rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa/
http://scribd.com/Makalah-Tentang-Pendidikan-Karakter-Bangsa
www.pendidikankarakter.com
http://politik.kompasiana.com/2013/10/24/membangun-karakter-bangsa-bagaimana-caranya
http://rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa/
http://scribd.com/Makalah-Tentang-Pendidikan-Karakter-Bangsa
www.pendidikankarakter.com
MASIH HARUS DIPERBAIKI KEMBALI TERUTAMA DALAM KAJIAN TEORITIS KARENA CARA PENULISAN BODY NOTE TIDAK SESUAI DENGAN PANDUAN PENULISAN YANG DIBERIKAN.
BalasHapusBENTUK HURUF TIDAK SAMA BAHKAN BERBEDA-BEDA BENTUK HURUFNYA, COBA PERHATIKAN KEMBALI TULISAN ANDA, PASTI ADA YANG SALAH DALAM PENULISANNYA.
ANALISIS TEORITISNYA TIDAK JELAS ENTAH YANG MANA ITU DALAM TULISAN ANDA INI.